"Belajar Sains Mampu Melatih Cara Berpikir", Maksudnya Gimana?

Pernah gak sih kalian dengar ada orang yang bilang,

"Kalau kita belajar sains, itu dapat mengubah cara berpikir kita" atau "Dengan belajar sains, kita dilatih untuk melakukan problem solving (menyelesaikan masalah)",  atau "Orang yang jago sains itu problem solving-nya bagus!"

entah oleh guru kalian, trainer, atau orang-orang di TV, atau sekadar konten-konten di sosial media.

 

Jadi maksudnya apa? Cara berpikir yang gimana? Problem solving soal apa?

Kalau problem solving soal aljabar, kurva matematika, atau gaya-usaha di soal fisika sih iya, tapi ya ngapain? Gunanya hanya sebatas sampai Ujian Nasional doang atau maksimal UTBK, biar bisa masuk universitas. Di dunia nyata, permasalahannya sudah beda lagi, jadi ya mana terpakai. Problem solvingnya sudah pakai cara lain lagi, cara mikirnya juga udah gak mikir soal matematika atau fisika lagi (kecuali emang pekerjaannya masih berhubungan dengan ngitung-ngitung begituan juga)

 

Pernah berpikir seperti itu?

Kalau pernah, mari kita tos!

 

 

***


Berkenalan dengan Sains

Sebelumnya mari kita definisikan dulu apa itu SAINS. Haha, tampak kaku dan membosankan ya? Namun pendefinisian ini penting agar kita satu persepsi serta tahu indikator dan batasan-batasan dari sains itu sendiri. Dilansir dari beberapa sumber mengenai definisi sains adalah sebagai berikut :

[1] Sciense is the pursuit and application of knowledge and understanding of the natural and social world following a systematic methodology based on evidence.

Sains adalah pencarian dan pengaplikasian pengetahuan dan pemahaman mengenai alam dan dunia sosial dengan mengikuti sejumlah metodologi yang sistematis yang berdasarkan bukti.

 

[2] Science is the concerted human effort to understanding better, the history of the natural world and how the natural world works, with observable physical evidence as the basis of the understanding.

Sains adalah upaya manusia untuk memahami lebih baik mengenai sejarah dari dunia alam dan bagaimana  alam bekerja, disertai dengan bukti fisik yang terlihat sebagai dasar pemahaman itu.

 

[3] Science is both of body a knowledge and a process.

Sains adalah tubuh ilmu pengetahuan dan proses.

 

Dari ketiga definisi ini, aku simplifikasi menjadi : Sains adalah sebuah cara untuk memahami realita dunia (baik alam maupun sosial) berdasarkan bukti-bukti. Nah dari sini kita bisa mendapatkan indikator-indikator untuk suatu hal disebut sains, yaitu :

  1. Suatu cara atau metode
  2. Bertujuan untuk mengetahui realita dunia (fakta)
  3. Disertai dengan bukti-bukti. Artinya penyimpulan fakta harus didasarkan atas bukti-bukti yang ada.

 

Dari tiga poin di atas, seharusnya kita sudah bisa tahu bahwa sains bukan sekadar fisika, matematika, biologi, ataupun kimia. (Btw, bahkan matematika bukan tergolong sains lho).  Karena "sains itu adalah cara membaca realita", dan salah satu realita-nya adalah hal-hal dalam fisika, biologi, dan kawan-kawannya. Fisika, biologi, dls itu hanyalah pengelompokan realita saja, dimana realita ini kita ketahui setelah melakukan serangkaian cara untuk membaca realita di alam tersebut. Cara inilah yang disebut sebagai sains.

Lalu apakah semua cara/metode untuk mengetahui fakta disebut sains? Tentu tidak, karena ada indikator ketiga yaitu : BUKTI.

Selain biologi, fisika, kimia, apalagi realita di dunia ini? Lihat saja kejadian-kejadian yang terjadi beberapa hari lalu, itu semua adalah fakta. Misal : Terjadi demonstrasi di depan Gedung Putih, Washington DC. Ada jerawat baru muncul di hidungku. Hari ini ibuku memasak ikan cue. Ini semua bisa saja disebut sebagai sains, jika disertai dengan bukti. Lantas buktinya bagaimana?

Misal :

  • Terjadi demonstrasi di depan Gedung Putih, Washington DC. Bukti : siaran langsung di depan Gedung Putih melalui IG-Live Donald Trump.
  • Ada jerawat baru muncul di hidungku. Bukti : aku mengirimkan fotoku yang ada jerawat di hidung.
  • Hari ini ibuku memasak ikan cue. Bukti : foto ibuku sedang memasak ikan cue.

*) Untuk bukti berupa foto, bisa jadi kurang akurat untuk membuktikan. Apakah foto ini asli, apakah foto ini diambil pada hari tersebut? membutuhkan bukti lain untuk membuktikan hal tersebut.

Coba sebutkan beberapa realita lain yang kalian ketahui, kemudian berikan bukti-bukti atas realita yang kalian sebutkan.

 

Problem Solving dalam Sains

Setelah berkenalan dengan sains, sekarang kita tahu bahwa sains tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah cara atau metode. Metode ini ketika di sekolah dulu kita kenal dengan istilah metode ilmiah atau metode saintifik, meliputi menentukan rumusan masalah, dasar teori, hipotesis, percobaan/eksperimen, analisa data, dan penarikan kesimpulan. Haha.. Panjang yaaa, lumayan ribet.

Sebenarnya secara simpel, kita bisa langsung fokus ke pembuktian terhadap hipotesis/dugaan saja*. Jadi apapun asumsi kita, apapun hipotesis kita, kita tidak langsung menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah fakta sebelum memvalidasinya dengan bukti. Bahkan untuk hal yang kita anggap fakta dan telah memiliki bukti pun, seharusnya kita selalu melakukan pembuktian atau pengujian ulang untuk mengetahui hal tersebut benar-benar fakta atau bukan. Bukan hanya digunakan dalam kepentingan akademik atau pekerjaan, namun juga hal-hal yang menyangkut permasalahan pribadi.

Contoh: Aku mempunyai seorang pacar. Sahabatku berkata bahwa pacarku memiliki pacar lain selain aku. Apa yang harus aku lakukan? Melabrak si cewek tertuduh, memutuskan pacarku, marah-marah, atau blokir saja nomernya? Dengan cara berpikir sains, aku seharusnya tidak langsung percaya. Apa yang dikatakan oleh sahabatku adalah sebatas hipotesis saja. Aku harus melakukan pembuktian apakah pacarku benar-benar selingkuh atau tidak.

 

Dengan terbiasa menggunakan cara berpikir sains, output lainnya adalah kita menjadi lebih bijak, rasional, tidak termakan hoax, dan tidak mudah terprovokasi.

 

Aspek dalam Sains

Dari penjelasan di atas, kita bisa menarik dua aspek yang terkandung dalam sains, yaitu : (1) Sains as a knowledge dan (2) Sains as a framework.

  1. Sains as a Knowledge

artinya sains berisi fakta-fakta yang kita kenal sebagai pengetahuan. Pengetahuan ini merupakan kesimpulan dari hasil serangkaian penelitian yang dilakukan. Contoh : Bumi berbentuk seperti bola; Kupu-kupu adalah hasil metamorfosis dari ulat; Pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan adalah dua anggota polri aktif; Selain memasak ikan cue, ternyata ibuku juga memasak ikan kembung.

 

  1. Sains as a Framework

artinya sains digunakan sebagai kerangka bernalar atau cara berpikir untuk memperoleh sebuah fakta (pengetahuan). Pengetahuan yang kita ketahui saat ini tidak akan diperoleh tanpa kerangka berpikir sains. Cara berpikir ini kita sebut sebagai Scientific Thinking atau Berpikir Saintifik, yang mana ketika kita terbiasa menggunakan scientific thinking, kita akan memiliki problem solving yang bagus, apapun permasalahannya.

 

Seharusnya dengan belajar sains di sekolah (seperti fisika, biologi, dll), kita menjadi terbiasa untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara berpikir saintifik. Nah sayangnya, pelajaran sewaktu kita sekolah itu terlalu berfokus pada fakta-fakta sains saja dan kurang fokus dalam cara berpikirnya. Sehingga output siswa yang diperoleh adalah memiliki pengetahuan yang banyak, namun problem solving yang kurang. Padahal temuan fakta selalu bertambah bahkan berubah bergantung dengan penemuan permasalahan dan bukti-bukti baru. Namun cara berpikir akan lebih bersifat jangka panjang dan berguna untuk segala permasalahan.

 

 

Reference :

[1] Our Definition of Science : https://sciencecouncil.org/about-science/our-definition-of-science

[2] What is Science? : http://www.gly.edu/railsback/1122.science2.html

[3] What is Science https://undsci.berkeley.edu/article/whatsscience_01


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membebaskan Luka (Lama)

A Love Journey

Mengupas Insecurity