Benarkah Bumi Semakin Panas?
Mungkin bagi kita yang hidup di negara
tropis seperti Indonesia tidak terlalu merasakan perbedaan suhu yang
signifikan. Namun untuk negara-negara dengan garis lintang menengah dan tinggi,
perubahan suhu yang ekstrem sangat terasa terutama saat musim panas (summer) dan musim dingin (winter).
Tercatat pada bulan
Januari 2019 merupakan bulan terpanas di Australia. Pada tanggal 11-18 Januari,
suhu nasional rata-rata melebihi 104˚ F
(40˚ C), bahkan pada tanggal 25 Januari di Adelaide mencapai suhu 116˚ F
(46,4˚ C). Sedangkan di belahan bumi utara, yang sedang terjadi musim dingin terjadi
suhu dingin yang ekstrem pula. Suhu rendah mencapai -23˚ F (-30˚ C) di Chicago
dan -50˚ F (-45˚ C) di beberapa bagian Midwest USA.
Padahal menurut data BMKG per bulan oktober 2018, suhu
tertinggi di Indonesia saja paling hanya berkisar antara 34-37,5˚
C dan suhu terendah 9˚
C di Kabupaten Puncak Jaya Wijaya Papua.
Kebayang gak sih kalau kita hidup di daerah seekstrim itu?
Bawaan malas, tambah mager deh mau aktivitas apapun. Ya kan? :v
Temperatur Bumi Lintang Utara dan Lintang Selatan per tanggal 30Januari 2019
(berdasarkan aplikasi : The Dark Sky App) |
Berdasarkan
analisa NASA dan National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA), suhu udara di bumi semakin panas sejak terjadi
Revolusi Industri. Emisi gas dari industri ini menyebabkan pencemaran udara,
salah satunya adalah karbondioksida yang mengakibatkan global warming. Suhu rata-rata permukaan bumi tahun 2016 meningkat
sekitar 2,0 ̊ Fahrenheit ( 1, 1 ̊
C) sejak 20 tahun lalu. (James Hansen et. al., 2016; Sean Potter, 2015; Carlo Azzarri et.
al., 2016)
"Halah, wong cuman 2 ̊ F doang kok.."
Eits, jangan salah. Meskipun hanya 2˚, tapi dampaknya bisa sangat besar.
Energi
panas matahari yang terperangkap di bumi, 93% nya diserap oleh lautan sehingga kenaikan
suhu bumi akan sangat mempengaruhi ekosistem bawah laut (Carlo Azzarri et. al.,
2016). Meningkatnya suhu air laut akan menyebabkan pengasaman dan
kerusakan karang serta kematian beberapa satwa laut (Linwood Pendleton et. al., 2016). Selain itu, peningkatan suhu global
bumi juga akan mengakibatkan peningkatan permukaan air laut karena terjadi
pencairan es di kutub utara dan kutub selatan. Hal
ini akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia seperti mengakibatkan erosi,
perubahan iklim, bencana el nino dan la nina, kematian beberapa satwa yang berdampak
pada perekonomian manusia, dan menurunnya sistem imun tubuh serta munculnya
beberapa bakteri dan hewan parasit yang resisten terhadap iklim yang baru
seperti T. gondii yang menjadi lebih
kuat dan mampu bertahan hidup pada kondisi dingin (Elie
Doglin, 2017).
" So, masih berani meremehkan perubahan suhu bumi ? "
- Carlo Azzarri, Melanie Bacou, Cindy M. Cox, Zhe Guo, Jawoo Koo. 2016. Ocean Temperatures Chronicle The Ongoing Warming of Earth. Nature Climate Change : Vol 6, February 2016.
- Elie Doglin. 2017. Climate Change : As The Ice Melts. International Journal of Science, ISSN : 1476-4687 (online). Diakses pada : 13 Januari 2018.
- James A. Screen, Daniel Williamson. 2017. Ice-free Arctic at 1.5 °C. Nature Climate Change.
- Sean Potter, 2017. NASA, NOAA Data Show 2016 Warmest Year on Record Globally. www.nasa.gov/press-release/nasa-noaa-data-show-2016-warmest-year-on-record-globally. Diakses pada 12 Januari 2018.
- Linwood Pendleton, Adrien Comte, Chris Langdon, Julia A. Ekstrom, Sarah R. Cooley, Lisa Suatoni, Michael W. Beck, Luke M. Brander, Lauretta Burke, Josh E. Cinner, Carolyn Doherty, Peter E. T. Edwards, Dwight Gledhill, Li-Qing Jiang, Ruben J. van Hooidonk, Louise Teh, George G. Waldbusser, Jessica Ritter. 2016. Coral Reefs and People in a High-CO2 World: Where Can Science Make a Difference to People. PLOS ONE, DOI:10.1371/journal.pone.0164699.
- https://www.voanews.com/a/extreme-cold-breaks-records-causes-misery-across-us/4766442
- https://phinemo.com/daerah-terdingin-di-indonesia-ada-di-papua/
- https://earthobservatory.nasa.gov/images/144498/blistering-summer-in-australia
- https://www.kompasiana.com/dinipratiwi/5a2feefacaf7db2ec67ac402/dampak-perubahan-iklim-di-indonesia?page=all
Komentar
Posting Komentar